PENTINGNYA NASIONALISME DI ERA INDONESIA MODERN
Gambar nasionalisme anak sekolah (Sumber: ilustrasi.net)
Nasionalisme dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dikenal sebagai sebuah kata sakti yang mampu membangkitkan kekuatan berjuang melawan penindasan yang dilakukan kaum kolonialis selama beratus-ratus tahun lamanya. Perasaan senasib dan sepenanggungan yang dialami mampu mengalahkan perbedaan etnik, budaya dan agama sehingga lahirlah sejarah pembentukan kebangsaan Indonesia. Nasionalisme merupakan kesadaran dan kebanggaan bernegara yang menimbulkan sikap dan perasaan yang lebih mementingkan kehidupan nasional di atas kepentingan pribadi, golongan, daerah ataupun partai yang diwakili. Nasionalismejuga dapat dipandang sebagai usaha nation buiding yang berarti mengubah loyalitas masyarakat dari loyalitas yang sempit, yaitu loyalitas terhadap suku, agama, ras dan sebagainya, menjadi loyalitas yang lebih luas, yaitu bangsa (dalam Martaniah, 1990).
Jika nasionalisme dalam konteks dulu dibangun untuk membentuk kesadaran kolektif demi memerdekakan diri dari kolonialisme, di era kontemporer ini nasionalisme harus dibangun untuk membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan berdaulat. Oleh karena itu, diperlukan strategi-strategi yang tepat dan efisien dalam upaya menumbuh kembangkan kembali nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia kontemporer, khususnya di kalangan kelompok muda. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menguatkan kembali nasionalisme di level pendidikan formal. Muatan Pancasila wajib diberikan serta diamalkan di semua level pendidikan formal dengan penerapan yang tepat. Kedua, masih dalam level pendidikan formal, narasi-narasi sejarah tentang kepahlawanan yang wajib munculkan kembali, diketahui, dan dipahami oleh generasi muda. Misalnya, kisah tentang ikrar Sumpah Pemuda terkait kesadaran berbangsa dan bernegara yang digagas oleh kelompok muda dan menjadi cikal bakal proklamasi kemerdekaan Indonesia. Selain itu, model pendidikan karakter yang dilakukan oleh K.H. Dewantara yang menitikberatkan pada pendidikan karakter pada bidang kesenian dan kebudayaan dalam upaya memperhalus budi pekerti dan kemanusiaan masih relevan untuk diterapkan. Ketiga, penguatan nasionalisme dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya populer, seperti kegiatan olah raga, musik, film, kompetisi pendidikan, dan masih banyak lagi.
Suksesnya perayaan Asian Games di Indonesia 2018 yang dibarengi dengan meningkatkan prestasi altet-atlet Indonesia terbukti berhasil dalam menumbuhkan semangat nasionalisme dan kebanggaan menjadi bagian dari bangsa Indonesia di kalangan masyarakat. Selain itu, kemenangan siswa Indonesia dalam meraih medali emas di Olimpiade Matematika di Lucknow India serta kemenangan penyanyi muda Indonesia, Claudia Emmanuela Santoso, dalam ajang pencarian bakat di Jerman juga sukses dalam membangun nasionalisme di kalangan masyarakat. Sebagai bangsa yang terdiri dari beragam unsur kebudayaan, Indonesia memiliki keunggulan di bidang kreativitas seni dan budaya sehingga nasionalisme dapat diinternalisasi dan diolah secara kekinian dengan menonjolkan kebhinekaan budaya dalam bentuk kegiatan-kegiatan kreatif di kancah internasional untuk rasa kebanggaan terhadap Indonesia.
Referensi :
Hobsbawm, EJ. (1992). Nasionalisme Menjelang Abad 21. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Kartodirjo, S. (1993). Pembangunan Bangsa tentang Nasionalisme, Kesadaran dan Kebudayaan Nasional. Yogyakarta: Aditya Media.
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. 2018. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kemdikbud
Kohn, H. (1984). Nasionalisme: Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Erlangga.
Martaniah, S.M. (1990). Konsep dan Alat Ukur Kualitas Berbangsa dan Bernegara. Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Saputra, Lukman surya, Aa Nurdiaman dan Salikun. 2018. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/ MTS Kelas IX Edisi Revisi 2018. Jakarta