Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar dalam Al-Qur’an & Hadits
Memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan artinya berkesempatan meraih malam lailatul qadar di bulan Ramadan. Disebut sebagai malam kemuliaan karena adanya ciri-ciri dan keutamaan malam lailatul qadar tersendiri yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits.
Meski tidak ada yang tahu secara pasti waktu datangnya, namun malam lailatul qadar diyakini terjadi pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan, tepatnya malam-malam ganjil. Keterangan di atas didasarkan dari hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan umatnya mencari lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadan.
Ciri-ciri malam lailatul qadar
Ciri-ciri malam lailatul qadar dijelaskan oleh Ustaz Abdul Somad, ciri malam lailatul qadar yang pertama adalah cahaya dari matahari pagi terlihat redup.
“Kenapa redup? Karena malaikat-malaikat turun (dari langit ke bumi hingga) cahayanya mengalahkan cahaya matahari,” jelas dia.
Selanjutnya, ciri malam lailatul qadar yang kedua adalah malam itu dipenuhi dengan ketenangan. Ketenangan dalam hal ini dideskripsikan oleh Ustaz Abdul Somad adalah ketenangan yang lebih baik dari biasanya.
Terakhir, malam lailatul qadar membuat adanya perubahan untuk menjadi lebi baik dalam diri seseorang, “(Ciri) malam (lailatul qadar adalah) membuat ada perubahan (seseorang). Yang sebelumnya bakhil (pelit) menjadi dermawan, yang sebelumnya tidak (rajin mengerjakan) salat menjadi salat,” kata Ustaz Abdul Somad.
Keterangan tersebut sebetulnya dijelaskan pula dari salah satu riwayat dari Ubadah bin Ash Shamit dalam tafsir Ibnu Katsir. Berikut bunyi ciri-ciri lailatul qadar menurut hadits yang disabdakan Rasulullah,
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Lailatul Qadar (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadhan,” dan Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu.” (HR Ahmad).