Sejarah Pembentukan dan Tantangan yang Dihadapi ASEAN
Tahukah kamu? Pada bulan ini ASEAN akan berulang tahun ke 53! Organisasi kerjasama regional di kawasan Asia Tenggara yang bernama ASEAN (Association of South East Asian Nation) berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967. Siapa saja pelopor yang mengawali berdiri ASEAN atau sering disebut sebagai bapak pendiri ASEAN? Terdapat 5 orang yang berjasa atas dibentuknya organisasi ini, yaitu Adam Malik (Menlu Indonesia), Tun Abdul Razak (wakil Perdana Menteri Malaysia), Thanat Khoman (Menlu Thailand), Narsisco Ramos (Menlu Thailand), dan Sinnathamby Rajaratnam (Menlu Singapura). Saat ini ASEAN telah memiliki 10 anggota dengan tambahan Brunai Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar.
Pada awalnya ASEAN bertujuan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, politik-keamanan, dan sosial-budaya. Selain itu juga bertujuan untuk menyeimbangkan konflik politik yang merupakan konsekuensi dari negara-negara bekas jajahan. Selama perang dingin, anggota awal ASEAN tidak menginginkan adanya pengaruh komunis pada organisasi kerjasama ini. Jatuhnya Uni-Soviet, pembentukan World Trade Organization (WTO), dan krisis finansial di Asia, mendorong negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan kerjasama dan beradaptasi dengan situasi baru tersebut. Saat ini kerjasama ASEAN semakin besar dan kuat bukan hanya di wilayah Asia Tenggara saja tetapi juga dengan banyak negara di dunia.
Dewasa ini, ASEAN didasarkan pada tiga pilar; politik dan kemanan untuk menjaga perdamaian; masyarakat ekonomi dengan pasar domestik yang kuat; dan sosial-budaya atas identitas yang sama. Dalam perjalanan ASEAN pada masa sekarang, ASEAN menghadapi banyak tantangan terutama pada bidang sosial dan lingkungan hidup. Negara seperti Vietnam dan Filipina, sangat rentan terhadap dampak dari perubahan iklim. Banyak dari negara ASEAN yang menggunakan batu bara sebagai sumber daya energi utama, dan ini sangat merusak kondisi bumi kita. Oleh karena itu ASEAN bekerja sama untuk menciptakan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomass. Selain itu, permasalah kebakaran hutan di Indonesia yang menyebabkan negara tetangga mendapatkan asap dari kebakaran tersebut. ASEAN perlu menjadikan permasalahan ekologis ini menjadi permasalahan yang perlu diperhitungkan, bukan hanya dalam bentuk kebijakan atau perjanjian yaitu dengan menjadikan keadilan lingkungan hidup sebagai pilar keempat, namun juga dalam wujud tindakan nyata dengan pembentukan organisasi masyarakat dengan cakupan luas yang berfokus pada perbaikan lingkungan hidup.