MENGEMBANGKAN HOBI MENJADI PRESTASI

Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional atau biasa disebut FLS2N, adalah salah satu ajang perlombaan yang bisa diikuti oleh siswa tingkat SMP sederajat. Pada hari Senin, tanggal 20 Juli 2022 kemarin FLS2N kembali di gelar. Dalam kegiatan perlombaan ini, terdapat berbagai cabang lomba diantaranya yaitu lomba desain poster, lomba tari dan juga desain batik. Di kesempatan ini SMP Muhammadiyah ikut berpartisipasi dalam memeriahkan kegiatan perlombaan yang diadakan di Kabupaten Magelang tersebut. Dari SMP Muhammadiyah Mungkid mendelegasikan dua siswi untuk mengikuti cabang perlombaan desain poster juga desain batik. Siswa tersebut adalah Allya Rizkika di cabang lomba poster dan Nanda Aulia di cabang lomba Desain Batik.
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini SMP Muhammadiyah Mungkid berhasil masuk juara sepuluh besar pada cabang lomba desain batik. Beberapa waktu kami telah mewawancari ananda Nanda Aulia yang berhasil menempati juara Sembilan dari empat puluh tujuh peserta yang ikut serta dalam kegiatan desain batik. Mari kita simak kisah dibalik keberhasilan Nanda Aulia, siswa SMP Muhammadiyah Mungkid yang biasa disapa Nanda tersebut.
“Aku suka menggambar dari SD, dulu pernah ikut les gambar. Alhamdulillah di SMP Muhammadiyah Mungkid ada ekstrakurikuler membatik, jadi bisa terus mengembangkan hobi dan potensi.” Ujar gadis kelas delapan tersebut.
Berawal dari hobi yang ditekuni, serta usaha yang maksimal kini membuahkan hasil menjadi sebuah prestasi. Awal mula mengikuti lomba, Nanda dibantu oleh Kak Rivaldo sang pengajar ekstrakurikuler membatik, menentukan tema yang akan diambil karena dari pihak FLS2N belum memberikan informasi terkait hal tersebut. Mereka mencari tema untuk menentukan apa yang akan digambar. Diawali dari menganalisis relief Candi Borobudur tentang Manuk Jathayu, juga relief-relief yang lain. Hingga akhirnya beberapa hari sebelum lomba, diumumkanlah tema lomba tersebut. Mau tidak mau mereka harus merombak ulang konsep yang sudah mereka persiapkan.
Saat hari-H Nanda sudah siap untuk mengikuti perlombaan, dengan diantar oleh dua guru dari SMP Muhammadiyah Mungkid. Namun karena gadis tersebut lupa membawa meja gambar muncullah rasa nerveous pada dirinya. Hingga saat sudah dimulainya perlombaan, datanglah kak Rivaldo membawakan keperluan yang tertinggal. Saat mulai mengkonsep dan menggambar di atas kertas, Nanda diserang rasa panik karena ia sempat lupa dengan konsep warna yang ia persiapkan namun bisa ia atasi. Dengan durasi waktu tiga setengah jam dari target empat jam yang disiapkan ia berhasil menyelesaikan desain batiknya dengan sempurna. Nanda optimis bisa meraih juara dua, namun karena persaingan yang sangat luar biasa dia hanya bisa masuk sepuluh besar.
“Pesan aku buat teman-teman tetaplah optimis dan percaya diri, jangan takut mencoba karena sebenarnya jika kita bersungguh-sungguh kita itu bisa berprestasi.” Ujar Nanda dalam wawancara kemarin.
Dari kisah Nanda Aulia kita bisa mengambil hal positifnya berupa man jadda wa jada barang siapa bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil, Sukses terus untuk Nanda Aulia, teruslah berprestasi dan tetap rendah hati.